Jumat, 06 Desember 2013

Asam Urat (Gout)

Asam urat cenderung kerap dikeluhkan oleh mereka yang sudah berusia dewasa. Semua lapisan masyarakat yang tidak dapat menjaga pola hidup serta makannya dengan baik, memiliki kesempatan untuk diserang oleh penyakit asam urat ini.
Penyakit asam urat jelas menggangu, seperti lumrahnya jenis penyakit lain. Dan ketika asam urat sudah diderita, keluhan-keluhan seperti pegal dan nyeri pada sendi akan mulai mewarnai hari-hari Anda. Menahan sakit pada daerah persendian sungguh sangat menyiksa. Sementara di sisi lain, Anda harus beraktivitas seperti biasa.
Berbagai informasi tambahan seputar penyakit asam urat tiba-tiba menjadi menarik perhatian Anda. Mulai dari penyebab asam urat, pantangan, serta pengobatan penyakit asam urat. Semua itu bertujuan sebagai upaya untuk menjauhkan atau menyembuhkan penyakit asam urat itu sendiri.gambar penyakit asam urat
Informasi yang paling banyak beredar di masyarakat berkenaan dengan penyakit asam urat ini adalah ciri-ciri atau gejala asam urat. Di masyarakat luas, ciri-ciri asam urat selalu dikaitkan dengan rasa sakit di sendi, walaupun itu memang tidak sepenuhnya salah. Tetapi, perlu diketahui bahwa tidak semua rasa sakit di persendian itu adalah indikasi adanya penyakit asam urat dalam tubuh.
Sebelum mengategorikan rasa sakit di persendian sebagai ciri-ciri penyakit asam urat, alangkah lebih baik jika Anda juga memerhatikan ciri-ciri yang lain. Seperti, apakah rasa sakit pada sendi tersebut berulang secara berkala? Apakah sendi yang sakit membengkak dan berubah warna? Apakah itu semua muncul ketika Anda banyak mengonsumsi jeroan dan makanan yang banyak lemak? Jika jawaban dari semua pertanyaan itu “iya”, maka memang benar, rasa sakit di sendi Anda itu adalah penyakit asam urat.
Karena jika rasa sakit di sendi tidak diikuti dengan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, itu hanya pegal biasa atau ngilu biasa yang lumrah terjadi di daerah persendian dan bukan penyakit asam urat. Rasa sakit seperti itu biasanya akan sembuh dengan beristirahat, mulai banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium atau pijat refleksi. Jadi pelajarannya adalah, jangan asal mengategorikan sakit di sendi sebagai penyakit asam urat.
Lalu, apa penyakit asam urat itu sesungguhnya?
Seluk-beluk Penyakit Asam Urat
Mengapa ada nama penyakit yang sebenarnya cukup aneh bagi dunia medis? Asam urat? Sekilas, seperti bukan nama penyakit, tapi sungguh tidak diragukan bahwa asam urat adalah salah satu penyakit yang juga “diakui” oleh dunia medis. Penyakit asam urat ini memiliki nama ilmiah, lho. Adalah arthritis gout. Supaya lebih meyakinkan karena terkesan ilmiah, dalam bahasa Inggris, asam urat dikenal dengan sebutan uric acid atau urate.
Istilah penyakit asam urat ini mengacu pada produksi asam urat berlebih yang akhirnya membuat tubuh menjadi tidak sehat. Apa itu asam urat? Asam urat sendiri merupakan zat turunan dari purin. Purin sendiri adalah golongan basa nitrogen yang menjadi bahan pembentuk utama dari sistem DNA dan RNA.
Asam urat sendiri bersifat asam dan berbentuk seperti kristal. Asam urat hadir dalam tubuh manusia sebagai hasil terakhir dari diprosesnya zat purin oleh tubuh. Zat purin tergolong penting dalam tubuh, karena sifatnya sebagai komponen utama DNA itu tadi. Sehingga, sebenarnya, tubuh pun sudah memproduksi zat purinnya sendiri.
Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%, itu berarti, untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan “bantuan” asupan purin dari luar tubuh sebesar 15%. Ketika “sumbangan” purin yang masuk ke dalam tubuh melebihi 15% maka yang terjadi adalah penumpukkan zat purin. Akibatnya asam urat juga ikut menumpuk. Dan itu berisiko sebagai penyebab penyakit asam urat.
Jadi bisa dibayangkan, ketika Anda mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi seperti jeroan, berapa jumlah purin yang masuk dalam tubuh? Sebagai perhitungan, kandungan purin dalam jeroan mencapai 150 hingga 180 mg untuk setiap 100 gramnya. Jumlah tersebut tergolong tinggi dan berbahaya. Ditambah dengan skala konsumsi yang tergolong sering, misalnya seminggu tiga hingga empat kali.
Penumpukkan zat purin atau asam urat ini menjadi pekerjaan berat bagi ginjal. Karena jumlah sebanyak itu, akan membuat kerja ginjal sebagai organ ekresi menjadi berkali-kali lipat. Zat buangan purin yang sejatinya dikeluarkan dalam bentuk feses, urine dan keringat pada akhirnya mengendap, terbawa oleh darah dan bersarang di daerah-daerah persendian. Dan jadilah penyakit asam urat ini Anda derita. Hal ini diperparah dengan menurunnya fungsi ginjal yang Anda miliki.
Selain menyebabkan penyakit asam urat, menumpuknya purin yang memberatkan kerja ginjal berpotensi untuk menggangu fungsi ginjal yang masih sehat secara keseluruhan. Panyakit lain pun nantinya akan bermunculan akibat konsumsi bahan makanan berpurin tinggi ini. Dan tidak menutup kemungkinan, ginjal anda pun akan bermasalah.
Proses terjadinya asam urat secara sederhana digambarkan seperti ini:
  • Anda mengonsumsi makanan berpurin tinggi seperti jeroan, seafood, dan ikan kaleng dalam jumlah banyak dan sering.
  • Kandungan purin dalam makanan tersebut diolah sehingga menjadi asam urat.
  • Asam urat dalam jumlah besar tidak terakomodir oleh ginjal yang fungsinya memang terbatas.
  • Asam urat yang berbentuk kristal tersebut dibawa oleh darah dan mengendap di persendian.
  • Persendian Anda pun pada akhirnya akan sakit, engsel yang seharusnya “licin” terganggu oleh kehadiran kristal-kristal asam urat tersebut.
Tahapan-tahapan Penyakit Asam Urat :
Penyakit asam urat tidak terjadi dalam waktu yang cepat. Ini berkaitan dengan proses penumpukkan zat purin itu tadi. Penumpukkan zat purin selama bertahun-tahun itulah yang membuat Anda menderita penyakit asam urat. Sehingga, rata-rata yang mengeluhkan penyakit ini adalah mereka yang memasuki usia 30 hingga 40 tahun.
Dalam waktu bertahun-tahun itu, penyakit asam urat mengalami beberapa tahapan. Bagaimana saja tahapan tersebut?
1. Tahapan Penyakit Asam Urat – Asam Urat Akutpenyakit asam urat
Tahapan penyakit asam urat akut terasa seperti pegal biasa. Rasa sakit di sendi cenderung akan mereda dalam hitungan beberapa hari tanpa diobati. Pada tahapan ini, Anda pasti akan terkecoh, antara asam urat atau nyeri sendi biasa. Jika sudah demikian, sebaiknya mulai batasi konsumi makanan berpurin tinggi.
2. Tahapan Penyakit Asam Urat – Asam Urat Akut Intermiten
Dari “serangan” nyeri sendi ringan yang pertama, tahapan penyakit asam urat ini akan muncul beberapa tahun kemudian. Umumnya, satu hingga dua tahun atau yang dimaksud dengan masa interkritikal. Setelah serangan tersebut, biasanya nyeri sendi akan lebih sering muncul. Waktunya pun semakin lama semakin panjang. Sendi yang sakit pun umumnya akan bertambah.
3. Tahapan Penyakit Asam Urat – Asam Urat Kronik Bertofus
Tahapan dalam penyakit asam urat ini sudah tergolong parah. Rasa sakit pada sendi tersebut akan disertai dengan perubahan bentuk pada sendi itu sendiri. Sendi yang sakit akan membengkak dan membentuk seperti benjolan. Dalam istilah asam urat, benjolan tersebut disebut tofus.
Tofus akan muncul biasanya pada penderita penyakit asam urat menahun. Benjolan atau bengkak pada persendian tersebut disebabkan oleh kristal asam urat yang sudah sangat menumpuk. Persendian menjadi sangat sulit digerakkan dan kristal asam urat tersebut berpotensi untuk membuat tulang di sekitar daerah persendian menjadi rusak secara permanen. Dan akhirnya, cacat.
Penyakit asam urat sendiri sebenarnya disebabkan oleh dua hal. Bukan hanya oleh asupan makanan berpurin tinggi yang melebihi batas. Tetapi, penyebab penyakit asam urat berkenaan dengan makanan ini menjadi hal yang bisa diupayakan untuk dihindari. Berbeda dengan penyebab asam urat yang satu lagi. Yaitu asam urat primer yang kemungkinan disebabkan oleh kelainan faktor genetik dan hormon sehingga menggangu proses metabolisme dalam tubuh.
Penyebab Asam Urat
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit asam urat primer dan penyakit asam urat sekunder. Pada penyakit asam urat primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit asam urat sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
Lebih banyak pria
Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause. Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.
Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.
Jadi, selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat. Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih.
Kadar Normal Asam Urat
Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.
Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.
Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi.




Kamis, 05 Mei 2011

laju reaksi

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

A + B + C → AB + C

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah:
V = k [A]m [B]n
dengan:
  • V = Laju reaksi
  • k = Konstanta kecepatan reaksi
  • m = Orde reaksi zat A
  • n = Orde reaksi zat B

Konsentrasi

Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.


Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.

B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
Secara umum dinyatakan bahwa:
-
Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.

Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq)
®  CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan cepat.

-
Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.

Contoh: CH4(g) + Cl2(g)
®   CH3Cl(g) + HCl(g)
Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya matahari.

C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:

k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.


Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:
A  +  B  ®   C  +  D

ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU :
1.
Kesetimbangan dalam sistem homogen
a.
Kesetimbangan dalam sistem gas-gas
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) 
«   2SO3(g)
b.
Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan
Contoh: NH4OH(aq) 
«   NH4+(aq) + OH- (aq)
2.
Kesetimbangan dalam sistem heterogen
a.
Kesetimbangan dalam sistem padat gas
Contoh: CaCO3(s) 
«   CaO(s) + CO2(g)
b.
Kesetimbangan sistem padat larutan
Contoh: BaSO4(s) 
«   Ba2+(aq) + SO42- (aq)
c.
Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas
Contoh: Ca(HCO3)2(aq)  
«   CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Hukum Guldberg dan Wange:
Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B 
«   c C + d D maka:
Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
-
Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Contoh: C(s) + CO2(g)  «   2CO(g)
Kc = (CO)2 / (CO2)
-
Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.
Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq)  «   Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)
-
Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.
Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l)  «   CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)
Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.
Bagi reaksi:
A  +  B   «    C  +  D

KEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERAN
1.
Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.
2.
Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH :
a. Perubahan konsentrasi salah satu zat
b. Perubahan volume atau tekanan
c. Perubahan suhu
A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh: 2SO2(g) + O2(g)  «   2SO3(g)
- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.
Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.
Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Contoh:
N2(g) + 3H2(g)  «   2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2
Koefisien reaksi di kiri = 4
-
Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
-
Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.

C. PERUBAHAN SUHU

Menurut Van't Hoff:
-
Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
-
Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
Contoh:
2NO(g) + O2(g) «  2NO2(g) ; DH = -216 kJ
-
Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
-
Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGAN
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp

Untuk reaksi umum:

a A(g) + b B(g) 
«   c C(g) + d D(g)

Harga tetapan kesetimbangan:
Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b]
Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)
dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.

Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:
Kp = Kc (RT) Dn
dimana Dn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.
Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
Contoh:
2NH3(g)  «   N2(g) + 3H2(g)
besarnya nilai derajat disosiasi (a):
a = mol NH3 yang terurai / mol NH3 mula-mula

Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
a = 0 berarti tidak terjadi penguraian
a = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
0 <
a < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian).
Contoh:
Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan

      N2O4(g)
«   2NO2(g)

banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?
Jawab:
Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol
mol N2O4 yang terurai = a
a mol ®  mol N2O4 sisa = a (1 - a) mol
mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a
a mol
Pada keadaan setimbang:
mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
a(1 - a) = 2a a ®  1 - a = 2 a ®  a = 1/3